Teman-teman pasti sudah pernah mendengar istilah perdagangan internasional, berkat dia, kita dapat memiliki smartphone yang diproduksi dengan murah di China, dengan desain dari Amerika Serikat, dan bahan baku logam dari Afrika. Tapi, ternyata perdagangan internasional tidak selalu baik lho, kira-kira apa saja sih kerugian dan keuntungannya bagi kita dan negara?
Daftar Isi
Keuntungan Perdagangan Internasional
Meningkatkan Keuntungan Perusahaan
Perusahaan yang terlibat dalam perdagangan internasional dapat meraih pertumbuhan yang jauh lebih tinggi daripada perusahaan yang hanya berfokus pada pasar domestik. Berkat perdagangan internasional, perusahaan dapat mengekspor produknya ke pasar-pasar yang masih memiliki kompetisi rendah agar bisa menguasai pasar dan mendapatkan keuntungan lebih.
Menjadi Basis Pertumbuhan Ekonomi Negara
Ketika perusahaan-perusahaan tumbuh besar, pendapatan negara juga akan bertambah, baik dari pendapatan pajak, maupun non pajak seperti lapangan pekerjaan, investasi, dan pembangunan infrastruktur.
Perdagangan internasional juga dapat menggenjot produksi barang suatu negara untuk meningkatkan produk domestik bruto nya. Hal ini mungkin terjadi karena perdagangan internasional membuka pasar-pasar baru di negara lain. Oleh karena itu, perdagangan internasional memiliki peran besar dalam meningkatkan perekonomian suatu negara.
Mendiversifikasi Risiko Perusahaan
Perusahaan yang memiliki basis bisnis di berbagai tempat dapat lebih mudah menanggapi bencana alam ataupun bencana sosial. Walaupun pasar domestik sedang dalam kondisi buruk, pasar internasional dapat menopang perusahaan tersebut, ataupun sebaliknya.
Contoh dari manfaat diversifikasi ini adalah ketika badai Katrina mendarat di Florida dan kota-kota di Amerika Serikat bagian selatan, perusahaan internasional yang juga memiliki pabrik/markas di Eropa/Asia masih tetap dapat beroperasi, sedangkan perusahaan lokal yang hanya punya markas di Florida hancur dan tidak dapat beroperasi.
Meningkatkan Tingkat Kompetisi Pasar
Ketika terdapat banyak perusahaan yang saling berkompetisi pada suatu niche produk tertentu, hanya kualitas, harga, dan nilai tambah yang dapat menjadi pembeda antar perusahaan. Jika suatu perusahaan ingin produknya laku dalam kompetisi perdagangan internasional, harus ada peningkatan dari segi kualitas dan nilai tambah, atau penurunan dari segi harga.
Oleh karena itu perdagangan internasional dianggap dapat meningkatkan kompetisi pasar dan kualitas barang yang ada serta menurunkan harga barang karena memfasilitasi kompetisi antar berbagai perusahaan.
Mempromosikan Spesialisasi
Agar dapat sukses dalam kompetisi perdagangan internasional, perusahaan harus seefektif mungkin dalam memproduksi barang dan jasa, spesialisasi merupakan contoh dari efisiensi tersebut. Suatu negara akan lebih efisien dalam memproduksi barang tertentu, perdagangan internasional memberikan keleluasaan negara untuk mengimpor barang-barang yang tidak dapat diproduksi dengan efisien dan mengekspor barang yang dapat diproduksi dengan efisien.
Meningkatkan Ketersediaan Barang
Seperti yang dijelaskan diatas, suatu negara tidak mungkin dapat memproduksi semua jenis barang secara efisien, oleh karena itu pasti ada segmen pasar yang mengalami undersupply barang. Perdangangan internasional dapat membantu mengisi kekurangan supply tersebut dengan barang dari luar negri.
Dapat Memanfaatkan Perbedaan Kurs
Perbedaan kurs mata uang dapat meningkatkan keuntungan perdagangan suatu perusahaan/negara. Kurs mata uang yang kuat akan membuat impor barang lebih murah, namun mengurangi kemampuan ekspor karena barang yang dijual menjadi lebih mahal, dan sebaliknya dengan kurs mata uang yang lemah.
Contoh dari ini adalah China yang memiliki nilai mata uang renminbi relatif rendah jika dibandingkan dengan negara lainnya. Oleh karena itu, jika negara lain membeli barang dari China mereka akan dapat membeli lebih banyak barang, karena mereka menukarkan mata uang mereka yang lebih kuat dengan renminbi yang lebih lemah. Hal ini menjadi salah satu penyebab China dapat menjadi raksasa ekspor dunia.
Kerugian Perdagangan Internasional
Risiko Perubahan Iklim Politik
Suatu perusahaan yang menjalankan bisnisnya di negara asing akan terpapar pada iklim politik dan peraturan yang mungkin jauh berbeda dengan pasar domestiknya. Jika terjadi perubahan kekuasaan atau gejolak politik pada negara asing tersebut, perusahaan dapat saja mengalami penurunan penjualan atau bahkan kehilangan aset.
Contoh dari risiko politik adalah ketika terjadi revolusi kemerdekaan di Indonesia pada tahun 1945, perusahaan-perusahaan Belanda diambil alih secara paksa dan dijadikan BUMN. Contoh lain adalah pada saat revolusi komunis di berbagai negara paska perang dunia 2, perusahaan perusahaan swasta diambil alih oleh negara tanpa adanya kompensasi untuk pemilik perusahaan.
Risiko Kurs Mata Uang
Jika suatu perusahaan berdagang dengan negara berkembang yang belum memiliki sistem ekonomi mumpuni, perusahaan tersebut akan terpapar dengan risiko kurs mata uang. Risiko ini terjadi ketika nilai mata uang negara tersebut berfluktuasi secara drastis, sehingga perusahaan tidak dapat memasukkan pergerakan nilai tukar mata uang kedalam perencanaan bisnisnya.
Perbedaan Budaya Pembeli
Ketika perusahaan masuk ke dalam pasar yang berbeda, keinginan konsumen akan sebuah produk juga cenderung akan berbeda. Jika perusahaan tidak dapat beradaptasi dan mengubah produknya agar sesuai untuk pasar tersebut, perusahaan tidak akan bisa mendapatkan untung.
Contohnya adalah gerai makanan cepat saji KFC yang tidak dapat menguasai pasar makanan cepat saji di Filipina karena perbedaan selera ayam. Di Filipina, mayoritas penduduknya lebih menyukai rasa asin-manis dibandingkan rempah milik KFC, oleh karena itu merk lokal Jolibee masih lebih diminati ketimbang makanan cepat saji luar.
Risiko Hutang dan Gagal Bayar
Ketika perusahaan bergerak di pasar asing, tidak ada jaminan yang bahwa mitra transaksinya dapat membayar tepat waktu atau bahkan mampu membayar. Perusahaan dapat kehilangan banyak uang ketika mitra transaksinya tiba-tiba bubar atau dianggap bangkrut oleh sistem hukum yang berlaku di negara tersebut.
Mengganggu Industri Lokal
Masuknya perusahaan asing kedalam pasar negara berkembang dapat mengganggu atau bahkan menghancurkan industri lokal yang masih berkembang. Perusahaan asing yang sudah besar dapat memanfaatkan aglomerasi dan economies of scale dalam memproduksi suatu barang, sehingga harga produksinya jauh lebih murah dibanding perusahaan lokal. ketimpangan ini dapat membuat perusahaan lokal gagal bersaing di pasar, sehingga perusahaan lokal tersebut gulung tikar.
Contoh dari fenomena ini banyak kita temui di Afrika, yang mana perusahaan pertanian Eropa dan Amerika Serikat mengekspor bahan pangan mereka secara massal dengan harga yang murah. Oleh karena itu, pasar bahan pangan di Afrika didominasi oleh merk luar sehingga petani lokal tidak dapat berkompetisi dan terpaksa gulung tikar. Hal ini justru dapat menghambat pertumbuhan ekonomi negara yang terdampak.
Risiko Pelanggaran Hak Cipta
Pembajakan dan imitasi produk menjadi masalah besar bagi perusahaan yang bergerak di pasar internasional. Perusahaan tersebut memiliki potensi untuk dicuri produknya oleh kompetitor asing. Contoh dari pencurian ini adalah tuduhan-tuduhan kepada perusahaan China yang melakukan reverse engineering mobil, chip, dan barang elektronik lainnya. Selain produk hardware, banyak juga tuduhan pembajakan software yang membuat perusahaan pengembang merugi milyaran dollar. Salah satu software yang rawan dibajak oleh hacker-hacker internasional adalah games.
Risiko Dependensi Terhadap Negara Lain
Sebuah negara yang melakukan spesialisasi dapat menjadi dependen kepada negara lain untuk suatu produk yang tidak dapat diproduksi sendiri. Jika negara penyedia barang tersebut melakukan embargo atau boikot, dan barang yang dijual adalah barang kebutuhan dasar masyarakat, maka negara pembeli dapat mengalami kekacauan karena kekurangan barang tersebut.
Risiko Eksploitasi Sumberdaya
Perdagangan internasional dapat membuat suatu negara melakukan eksploitasi sumber daya alam berlebihan untuk memenuhi tuntutan pasar. Contoh paling jelas dari ini adalah eksploitasi sumber daya mineral di Papua oleh PT. Freeport dan juga di Afrika oleh perusahaan pertambangan multinasional yang digambarkan dalam film blood diamond.
Permintaan yang tinggi terhadap sebuah produk akan memaksa negara/perusahaan untuk mengeksploitasi sumberdaya alam demi mengejar profit. Mereka seringkali tidak peduli terhadap dampak lingkungan ataupun sosial yang ditimbulkan dari eksploitasi tersebut. Oleh karena itu, terkadang biaya eksternalitas dari eksploitasi sumber daya alam lebih tinggi dibandingkan keuntungan nominal yang didapat ketika menjual sumber daya alam tersebut.
Setelah melihat dan menimbang kerugian dan keuntungan dari perdagangan internasional, kira-kira kalian setuju dengan pendekatan yang mana nih, proteksionisme atau pasar bebas?
Referensi
Advantages and Disadvantages of International Trade
- Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik dalam Karya Sastra - Januari 28, 2021
- Kalimat Persuasif: Pengertian, Ciri, Fungsi, dan Jenisnya - Januari 27, 2021
- Surat Izin Sakit: Cara Menulis yang Benar beserta Contohnya - Januari 27, 2021